JAKARTA, PostingNews.id — Penelitian besar dari Jepang kembali menampar anggapan lama bahwa bermain game cuma bikin malas, bikin mata minus, atau bikin anak lupa mandi. Hasil riset ini justru menunjukkan bahwa aktivitas menekan tombol di joystick bisa berkawan baik dengan kesehatan mental, dari orang dewasa sampai bocah sekolah.
Riset yang dikutip dr. Adam Prabata itu bukan penelitian abal-abal. Disebutkan bahwa studi yang terbit di jurnal Nature Human Behaviour melibatkan hampir 97 ribu responden dewasa dari aneka latar belakang. Hasilnya menemukan korelasi positif antara rutinitas bermain game dan kondisi mental yang lebih stabil. Bahasa kasarnya, main game bikin kepala lebih adem.
Menurut dr. Adam, penelitian tersebut memperlihatkan bahwa video game bisa menjadi hiburan yang sah, bukan kambing hitam tiap kali anak ketahuan bolos belajar. Aktivitas ini membantu melepaskan stres, menenangkan pikiran, dan membuat suasana hati lebih teratur sehingga tubuh punya ruang untuk pulih.
BACA JUGA:Starlink Jadi Ajang Pungli di Tengah Banjir Sumatera
Manfaatnya tidak berhenti di orang dewasa. Pada anak, game juga bekerja sebagai pereda tekanan. Tugas sekolah dan drama sosial yang menumpuk bisa sedikit mereda lewat sesi permainan singkat. Meski begitu, orang tua tetap diminta pasang rem. Jangan sampai anak main dari siang sampai dini hari nanti malah repot sendiri.
Peneliti bahkan merekomendasikan batas waktu maksimal tiga jam per hari. Durasi ini dianggap cukup memberi manfaat psikologis tanpa memicu risiko kecanduan, susah tidur, atau gampang marah. Kuncinya tetap pengawasan dan ritme yang teratur.
Dr. Adam juga menyebut bermain game dalam batas wajar bisa dianggap sebagai self-care modern. Aktivitas ini bukan musuh produktivitas, malah bisa jadi ruang jeda yang membantu mengembalikan fokus dan energi. Asal dijadwalkan dengan akal sehat, kerjaan tetap beres dan pikiran juga enteng.
Penelitian Jepang itu turut menyoroti efek positif konsol macam PlayStation 5 dan Nintendo Switch. Selain imersif dan interaktif, beberapa game melibatkan gerakan fisik sehingga menambah manfaat bagi kesehatan mental pemain. Jadi bukan cuma duduk diam di depan layar.
BACA JUGA:iPhone 17 Laris Manis Diserbu Pembeli, Apple Keteteran Urus Antrean Sedunia
Keluarga pun bisa ikut menikmati manfaat dari layar yang sama. Bermain bersama anak dinilai mempererat komunikasi, menghangatkan hubungan, dan melatih kerja sama. Cara ini dianggap lebih ampuh dibanding larangan total yang biasanya berakhir dengan pintu kamar ditutup keras-keras.
Para peneliti mengingatkan bahwa pendekatan seimbang jauh lebih baik bagi perkembangan anak. Alih-alih mematikan konsol, orang tua dianjurkan mengatur durasi dan memilih game yang sesuai supaya anak tetap bisa menikmati hiburan tanpa mengorbankan waktu belajar atau istirahat.
Dengan temuan ini, hobi bermain game bukan lagi stempel negatif yang harus disembunyikan. Aktivitas ini bisa menjadi bagian dari rutinitas keluarga yang sehat, produktif, dan mendukung kesejahteraan anak bila diarahkan dengan bijak.