Titiek Soeharto Meledak di Senayan Gegara Truk Kayu Lewat Santai di Tengah Korban Banjir Sumatera

Kamis 04-12-2025,20:47 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Rapat Komisi IV DPR yang biasanya penuh formalitas mendadak berubah panas setelah Ketua Komisi IV, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, meluapkan kekesalannya kepada Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Di tengah bencana banjir dan longsor yang menyapu Sumatera, video truk-truk pengangkut kayu berukuran raksasa malah berkeliaran seperti tidak terjadi apa-apa.

Putri Presiden ke-2 RI ini mengaku sedih dan sekaligus geram melihat masih adanya aktivitas pengangkutan kayu besar-besaran pada saat rakyat di wilayah bencana belum sempat bernafas lega. Duka dan lumpur masih menggenang, namun truk bermuatan kayu justru melintas dengan percaya diri bagai sedang mengantar pesanan rutin.

Puncak kemarahan Titiek muncul saat ia menyoroti video truk pengangkut kayu yang melintas dua hari setelah banjir bandang terjadi. Baginya, itu lebih dari sekadar tidak peka, tetapi sudah mirip tindakan mengejek publik yang sedang tertimpa musibah.

"Sungguh menyakitkan, Pak Menteri. Ini sesuatu kalau orang Jawa bilang, ngece. Opo ngece? Mengejek. Perusahaan ini mengejek. Baru kita kena bencana, dia lewat di depan muka kita" kata Titiek dalam rapat yang digelar pada Kamis, 4 Desember 2025, itu.

Ia menekankan absurditas dari situasi yang terjadi. Pohon dengan diameter 1,5 meter yang butuh waktu ratusan tahun untuk tumbuh bisa ditebang tanpa rasa bersalah. Padahal pohon-pohon itu punya fungsi vital, dari menahan erosi sampai menyediakan oksigen yang kita hirup saban hari.

"Manusia mana di Indonesia ini yang seenaknya saja bisa memotong-motong kayu seperti itu? Apa salah kayu itu? Dia bikin begitu banyak kebaikan buat manusia" keluhnya.

Desakan agar Penebangan Dihentikan Total

Tidak berhenti di kritik, Titiek langsung memberi tekanan kepada Menhut Raja Juli Antoni agar melacak perusahaan pemilik truk tersebut. Menurutnya, langkah setengah hati seperti moratorium tidak lagi cukup untuk mengimbangi kerusakan yang sudah terjadi.

"Saya minta kepada Pak Menteri untuk cari tahu siapa perusahaan itu. Dan tolong, jangan ada pohon-pohon besar lagi yang ditebangin. Hentikan semua ini" ucapnya tegas.

"Saya tidak mau, kami tidak mau hanya sekadar moratorium. Moratorium itu besok-besok bisa dihidupin lagi. Tapi dihentikan" tambahnya, mendapat sambutan bulat dari anggota Komisi IV yang langsung meneriakkan setuju.

Titiek juga menunjuk pada fenomena gelondongan kayu yang hanyut hingga menumpuk di pantai dan sungai ketika banjir menerjang. Menurutnya, itu bukan sekadar sampah kiriman alam, melainkan bukti jelas bahwa pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertambangan sudah keluar jalur.

Ia memberikan dukungan penuh kepada Menhut agar menindak tegas siapa pun yang merusak hutan tanpa memandang status ataupun kekuatan politik di belakang mereka.

"Sudah cukuplah ini, jangan lagi ke depan, mau siapa kek itu di belakangnya, mau bintang-bintang kek mau apa. Kita ini mewakili rakyat Indonesia" ujarnya.

"Bapak enggak usah takut-takut. Kami di belakang Bapak. Kita tegakkan hukum yang setegak-tegaknya siapapun itu" pungkasnya.

Kategori :