JAKARTA, PostingNews.id — Konflik di tubuh PBNU belum juga padam, tapi setidaknya ada kabar adem sedikit. Sekretaris Jenderal PBNU, Amin Said Husni, bilang Gus Yahya Cholil Staquf atau yang kita kenal sebagai Gus Yahya membuka pintu islah alias rekonsiliasi dengan Rais Aam KH Miftachul Akhyar. Bahasa halusnya, siap balik rukun kalau memang itu jalan terbaik.
“Gus Yahya siap islah, atau istilah lainnya rekonsiliasi. Artinya, menyatu kembali. Memang itu jalan satu-satunya yang konstitusional,” kata Amin kepada wartawan, Minggu, 30 November 2025.
Ia melihat peluang damai bukan cuma soal pelukan politik, melainkan ruang untuk sama-sama menyiapkan Muktamar NU dan menentukan kepengurusan baru.
Buat Amin, kalau dua tokoh ini tidak ketemu titik temu, dampaknya bukan lagi soal siapa duduk di kursi ketua umum. NU bisa retak dan kalau itu terjadi, kata dia yang rugi bukan cuma kubu yang berselisih, tapi NU secara menyeluruh dan bahkan bangsa ikut kena getahnya.
BACA JUGA:PSI Tak Mau Jadi Dinasti Politik, Ahmad Ali: Pemimpin Itu Lahir dari Tuhan, Bukan Warisan Keluarga
Hanya saja, Amin belum menyebut apakah Gus Yahya sudah menghubungi Rais Aam atau bagaimana reaksi sebaliknya. Sementara itu, Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menyatakan Gus Yahya masih menjalankan fungsi ketua umum seperti biasa sampai ada keputusan melalui muktamar.
“Karena proses pemecatan mandataris muktamar hanya bisa melalui muktamar,” ujarnya.
Sebelumnya Rais Aam KH Miftachul Akhyar menyampaikan secara terbuka bahwa Gus Yahya sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Keputusan dicetus setelah pertemuan dengan pengurus PBNU di PWNU Jawa Timur bersama 36 perwakilan PWNU.
“Terhitung 26 November 2025 Pukul 00.45 WIB, KH Yahya Cholil Staquf tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum PBNU,” ujar Miftachul. Ia menegaskan Gus Yahya sudah tidak berhak memakai atribut maupun mengambil keputusan atas nama PBNU, setidaknya sementara waktu karena tongkat kepemimpinan kini berada di tangan Rais Aam.
BACA JUGA:Dicekal Kejagung Lalu Dilepas, Status Hukum Bos Djarum Jadi Tanda Tanya
Rais Aam bersama Syuriyah juga berencana menggelar rapat pleno atau muktamar dalam waktu dekat. Sementara publik menunggu, bola kini ada di tengah lapangan. Kalau benar mau islah, NU bisa kembali adem. Kalau tidak, drama bisa berlanjut lebih panjang dari sinetron jam prime time.