PDIP Curiga Dapur MBG Jadi Dapur Politik, Tuntut Audit Besar-besaran

Jumat 28-11-2025,09:00 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris tampaknya mulai curiga bahwa dapur makan bergizi gratis bisa berubah menjadi dapur politik. Ia meminta pemerintah memeriksa ulang seluruh yayasan pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, alias dapur MBG, setelah temuan mengenai kepemilikan yang menumpuk pada orang-orang tertentu dan dekat dengan lingkar kekuasaan. Kalau dapur rakyat bergeser jadi dapur elite, kata Charles, program ini jelas butuh evaluasi besar-besaran.

Charles menilai MBG seharusnya lahir untuk memperbaiki gizi anak sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat kecil termasuk UMKM lokal. Namun, hal itu bisa buyar kalau kompor dapur dikuasai segelintir pengusaha besar atau keluarga pejabat. 

“Kami meminta pemerintah untuk mengaudit menyeluruh terhadap penetapan penyelenggara dapur SPPG termasuk mengevaluasi kembali semua kerja sama yang potensial mengarah pada monopoli,” ujar Charles. Ia menegaskan praktik semacam ini tidak boleh dibiarkan apalagi kalau aroma kekuasaan lebih kental dibanding aroma lauk bergizi.

ICW sebelumnya membongkar temuan yang menambah panas wajan polemik ini. Dari 102 yayasan yang diteliti secara acak di 38 provinsi ditemukan 89 memiliki kedekatan dengan partai politik atau keluarga pejabat. 

BACA JUGA:Gus Yahya Minta NU Jaga Keutuhan Saat Internalnya Pecah Gegara Tambang

Peneliti ICW Seira Tamara menjelaskan bahwa pengecekan dilakukan lewat dokumen akta resmi di Ditjen Administrasi Hukum Umum Kemenkumham. Hasilnya 28 yayasan terkait partai politik dan empat di antaranya bahkan diisi anggota DPR atau DPRD aktif.

Bukan hanya politisi. Riset ICW menunjukan sembilan yayasan berada dalam orbit birokrasi pemerintahan termasuk kelompok relawan dan organ pendukung kampanye presiden. 

“Kesimpulan temuan ini adalah MBG terindikasi menjadi alat melanggengkan kuasa Presiden Prabowo dan kami menemukan banyak praktik patronase,” kata Seira. Dengan begitu, dapur bergizi tampak tidak hanya memasak lauk untuk anak sekolah tetapi juga menu kekuasaan yang warnanya mirip politik elektoral.

Kategori :