JAKARTA, PostingNews.id — Di tengah heboh isu pemakzulan yang bikin jagat NU panas dingin, ada satu tokoh yang justru terlihat paling kalem sedunia. Mantan Wakil Ketua Umum PBNU, Nusron Wahid, memilih gaya adem ayem saat ditanya soal desakan agar Gus Yahya lengser dari kursi ketua umum. Bukannya ikut tegang, Nusron malah seperti habis ngopi.
Isu pemakzulan ini sebelumnya meledak setelah beredarnya risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang meminta Yahya Cholil Staquf mundur atau siap-siap diberhentikan. Namun Nusron tidak mau ikut terpancing. Ketika disodori pertanyaan di Senayan, ia hanya memberikan komentar yang cocok masuk kategori doa universal.
“Polemik PBNU kita berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, semoga cepat berlalu. Itu aja,” kata Nusron sembari berlalu, Senin, 24 November 2025.
Tidak ada tambahan analisis, tidak ada komentar panjang. Selesai. Seolah yang sedang ribut bukan organisasi sebesar PBNU, tapi grup WhatsApp RT.
BACA JUGA:Purbaya Benar, Restitusi Pajak Naik Hingga Capai 340 Triliun
Sementara itu, di kantor PBNU sendiri para kiai sudah menggelar pertemuan khusus untuk menenangkan ombak. Rapat alim ulama pada Minggu malam menghasilkan kesepakatan bulat bahwa Gus Yahya tidak perlu mundur dan tidak boleh dipaksa mundur.
“Sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode yang Muktamarnya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri, semua sepakat begitu. Semua gembleng 100 persen ini,” kata Katib Aam PBNU, Ahmad Said Asrori.
Asrori kembali menegaskan ketegasan sebelumnya, seolah takut ada yang pura-pura tidak dengar.
“Sekali lagi, tidak ada pengunduran dan tidak ada pemaksaan pengunduran diri. Tidak ada. Ini sekali lagi saya tegaskan, tidak ada,” ujarnya.
BACA JUGA:Purbaya Guyur Bank Rp 76 Triliun, Tapi Dunia Usaha Masih Betah Nge-rem
Ia mengingatkan bahwa pergantian kepengurusan NU tidak bisa dilakukan lewat rapat harian atau manuver dadakan, melainkan harus lewat Muktamar sebagai majelis tertinggi organisasi.
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, juga menyuarakan hal serupa. Ia menyebut masalah internal PBNU harus diselesaikan berdasarkan AD/ART. Dengan kata lain, kalau mau ganti nakhoda, jangan lewat jalur tikungan.
Drama pemakzulan mungkin masih berlanjut, tapi setidaknya ada satu orang yang tidak berubah sikapnya sejak awal. Nusron Wahid tetap tenang, tetap santai, tetap hanya berdoa.