POSTINGNEWS.ID --- Gangguan emosional seperti stress ternyata bisa memberikan dampak jauh lebih luas daripada sekadar mengganggu suasana hati.
Dalam jangka panjang, tekanan psikologis dapat memicu perubahan pada sistem tubuh, termasuk mempengaruhi kesehatan rambut.
Stress diketahui dapat mempercepat kerontokan rambut karena tubuh mengalami peningkatan hormon tertentu dan respons biologis yang membuat siklus pertumbuhan rambut terganggu.
Kerontokan rambut akibat stress biasanya terjadi ketika folikel rambut berhenti bekerja secara optimal dan masuk ke fase istirahat.
Hal ini membuat helai rambut lebih mudah rontok tanpa digantikan oleh rambut baru secara cepat.
Dalam konteks medis, stress dapat memicu kondisi bernama telogen effluvium.
Telogen effluvium adalah fase ketika jumlah rambut yang rontok meningkat drastis karena gangguan pada siklus pertumbuhan.
Di tahap ini, tubuh menghentikan sementara produksi rambut baru sebagai bentuk reaksi atas tekanan fisik maupun mental.
Dilansir dari Kemenkes, stress dapat menjadi faktor penyebab penurunan kualitas kesehatan rambut dan kulit kepala pada sebagian orang.
Lebih jauh lagi, stress dapat memperparah kondisi rambut yang sudah rapuh akibat faktor genetik, usia, penggunaan bahan kimia berlebih, serta gaya hidup yang tidak sehat.
Jika seseorang mengalami stress berat, rambut rontok bisa muncul dalam jumlah banyak dalam waktu beberapa bulan setelah stress terjadi.
Dapat terus berlanjut sampai tubuh kembali stabil.