JAKARTA, PostingNews.id — Di panggung politik yang makin ramai oleh serangan dan saling sindir, Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia Ahmad Ali tampil seperti komandan yang baru saja membunyikan genderang. Ia meminta seluruh kader PSI bersiap bukan hanya untuk kampanye, tetapi untuk urusan yang menurutnya jauh lebih mulia yaitu menjaga kehormatan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Menurut Ali, sejak lengser dari kursi presiden, Jokowi seperti menjadi sasaran latihan lempar bola bagi banyak pihak. Semua bentuk cacian dan fitnah datang bertubi-tubi, seolah-olah reputasi seorang mantan kepala negara bisa ditarik-tarik semaunya.
Pesan itu ia sampaikan saat menutup Rakorwil PSI Se-Sultra di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Jumat, 21 November 2025. Dengan suara yang dibuat tegas di hadapan para kader, ia menekankan misi PSI dalam menjaga figur patron mereka.
“Cacian, tuduhan yang macam-macam, fitnah yang macam-macam, itu haruslah disambut. Kalau perlu berperang, berperang untuk membela kehormatan Pak Jokowi. Itu perintah ketua harian kepada seluruh kader PSI. Sanggup?” ujar Ali, yang langsung disambut teriakan sanggup dari para kader.
BACA JUGA:Ngeles Halus, PSI Sebut Kaesang Jadi Ketum Itu Kebetulan, Bukan Kelanjutan Keluarga Jokowi
Dalam penjelasannya, Ali mengingat kembali bagaimana Jokowi dan PSI dulunya tidak terlalu dikenal di Sulawesi Tenggara. Bahkan Jokowi kesulitan menang pada Pemilu 2019, karena wilayah itu berada dalam pengaruh kuat Prabowo Subianto.
“Karena kenapa? Partai-partai pendukung Pak Jokowi tidak ada yang berani keluar untuk menjelaskan tentang Pak Jokowi. Karena saat itu Pak Jokowi tidak punya partai. Pak Jokowi hanya dimanfaatkan oleh partai-partai politik, termasuk partai saya yang dulu,” ujar dia.
Ali menilai ada ironi besar dalam perjalanan politik Jokowi. Ketika masih memimpin negara, Jokowi dipuji hampir di setiap acara dan panggung. Namun sesudah lengser, pujian itu seperti ikut turun dari jabatannya dan digantikan kritik, cibiran, bahkan hinaan.
PSI, ujar Ali, tidak bisa tinggal diam menonton perubahan sikap tersebut. Baginya, Jokowi adalah patron, simbol perjuangan, dan sosok yang telah memberikan inspirasi bagi partai itu. Karena itu ia meminta PSI berdiri paling depan dalam urusan ini.
BACA JUGA:PSI Bela Jokowi, Ahmad Ali: Apa Salahnya Dia Menjaga Karier Putra-putranya?
“Beliau adalah tokoh, beliau adalah kecintaan masyarakat, beliau adalah patron perjuangan daripada Partai Solidaritas Indonesia. Untuk itu seluruh kader PSI, sekali lagi, harus berada di garda terdepan untuk memperjuangkan, menjaga kehormatan dan nama baik dari Pak Jokowi dan keluarganya,” kata Ali.
Di akhir arahannya, Ali kembali menyentil masyarakat Sulawesi Tenggara yang menurutnya terlalu mudah melupakan hasil pembangunan.
“Terlalu kufur nikmat orang Sulawesi Tenggara. Orang Sulawesi, kalau kemudian hari ini mengatakan bahwa tidak menikmati pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi,” sambung dia.
Dengan nada dramatis seperti itu, Ali menutup arahannya sambil memastikan PSI bukan hanya partai yang menumpang nama Jokowi ketika populer, tetapi juga berdiri sebagai pembelanya ketika badai datang.