Ia mengatakan luka bakar yang diderita anaknya tergolong parah hingga otot dan tulang kakinya terlihat. Hari itu menjadi operasi kedua bagi Lukman.
“Insyaallah jam 4 sore kata dokter janjiannya,” ujarnya.
Andri mengenang momen saat mendengar kabar ledakan di sekolah. Ia awalnya mengira hanya insiden kecil.
BACA JUGA:Keluarga Marsinah Bangga Kapolri Peduli Buruh: Seperti Perjuangan Adik Kami
Namun, perasaannya runtuh ketika tahu itu disebabkan bom.
“Saya juga nggak tahu, ternyata nyampai di sini itu bom,” katanya.
Ia masih tak percaya putranya menjadi korban ledakan yang mengguncang sekolah itu. “Posisi ya itu dekat bomnya, sebelah kiri bomnya,” ucapnya lirih.
Kasus ledakan ini masih diselidiki polisi. Namun, bagi Andri dan para orang tua korban, yang terpenting kini adalah keadilan bagi anak-anak mereka dan kepastian bahwa kejadian serupa tak terulang lagi.*