Itu artinya, Arsenal bukan hanya kuat di belakang, tapi juga menekan lawan sedemikian rupa hingga tak punya kesempatan menyerang.
“Kami bangga dengan struktur pertahanan yang solid dan disiplin,” ujar Mikel Arteta usai laga.
“Tapi ini bukan hanya soal bek atau kiper — semua pemain bekerja untuk menjaga keseimbangan tim.”
BACA JUGA:Permalukan Real Madrid Tanpa Ampun di Bernabeu, Arsenal Pastikan Tempat di Semifinal UCL!
Mesin Efisien: Disiplin Bertahan, Tajam Menyerang
Selain pertahanan baja, Arsenal juga tetap produktif di depan.
Dalam sembilan kemenangan terakhir, mereka mencetak 18 gol, termasuk torehan dari Gyökeres, Martinelli, Rice, dan Ødegaard yang bergantian jadi pahlawan.
Arteta tampaknya sudah menemukan formula ideal antara agresivitas dan kontrol permainan.
Formasi 4-3-3-nya berjalan mulus: pressing tinggi, transisi cepat, dan efisiensi di sepertiga akhir lapangan jadi kunci kemenangan.
Kehadiran Declan Rice di lini tengah juga terbukti jadi pembeda.
Selain mencetak gol penting melawan Burnley, ia juga jadi “penjaga tempo” yang membuat Arsenal tampak tenang di bawah tekanan.
BACA JUGA:Kontrak Arteta Semakin Menipis, Arsenal Tak Ambil Pusing
Rekor Statistik yang Bikin Lawan Ciut
Fakta performa Arsenal musim ini sejauh ini:
9 kemenangan beruntun di semua ajang
Cuma kebobolan 1 gol dalam 9 laga terakhir
18 gol dicetak sejak pertengahan September
David Raya clean sheet 7 kali berturut-turut