JAKARTA, PostingNews.id – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menjelaskan bahwa sejak awal peluncurannya pada 14 Juli 2025, program sekolah rakyat memang menggandeng Tentara Nasional Indonesia. Tak hanya TNI, Kementerian Sosial juga melibatkan Polri agar pengelolaan sekolah ini berjalan lebih tertib.
Menurut Gus Ipul, kehadiran TNI bukan untuk menakut-nakuti para siswa, melainkan untuk menanamkan kedisiplinan. “Penting banget untuk TNI bisa melatih anak-anak ini,” ujarnya kepada wartawan, Rabu, 29 Oktober 2025.
Ia mengakui, para wali asuh sempat kewalahan mendisiplinkan siswa yang baru masuk sekolah rakyat. Karena itu, Kementerian Sosial akhirnya meminta TNI ikut turun tangan dengan merancang pola intervensi yang disesuaikan dengan kurikulum agar disiplin bisa jadi kebiasaan baru di lingkungan sekolah rakyat.
Politikus PKB itu menjelaskan bahwa TNI berperan melatih siswa baris-berbaris dan memberikan arahan soal pentingnya manajemen waktu. Dari bangun pagi sampai tidur malam, semuanya diajarkan dengan ritme yang ketat.
BACA JUGA:DPR Dukung Menaker Yassierli Gebuk Perusahaan Nakal yang Main TKA Ilegal
Di Sekolah Rakyat Menengah Atas 10 Jakarta, misalnya, kegiatan siswa dimulai pukul 04.30 pagi. Namun Kementerian Sosial bahkan membuka kemungkinan agar jam bangun bisa lebih pagi lagi menjadi 03.30. Gus Ipul mengakui hal itu. “Kami mengambil hal yang baik dari akmil. Anak-anak harus dibiasakan disiplin,” katanya.
Kegiatan di sekolah rakyat baru selesai pukul 21.00 malam. Gus Ipul menilai padatnya jadwal itu wajar untuk sekolah berbasis asrama, apalagi yang menekankan pembentukan karakter. Ia juga tak keberatan bila sistemnya disebut mirip akademi militer. Bedanya, siswa sekolah rakyat tidak dilatih fisik layaknya taruna.
“Kami mengambil kebiasaan-kebiasaan di lingkungan pendidikan TNI yang baik. Apalagi penguatan kedisiplinan untuk pendidikan karakter,” ujar Sekretaris Jenderal PBNU itu.
Di tahap awal, pelatihan dari TNI cukup intens. Selama masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS, mereka memberi pelatihan baris-berbaris dan motivasi hingga dua jam setiap hari selama satu sampai dua bulan. Kini intensitasnya menurun, disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Gebuk 26 Tambang di Bogor, Bahlil: Saya Belum Baca Beritanya
Dari hasil evaluasi, kata Gus Ipul, pendekatan ini mulai membuahkan hasil. Para siswa kini lebih mudah bangun pagi, lebih rapi mengikuti jadwal, dan lebih patuh terhadap aturan. Disiplin yang dulu terasa berat, kini mulai jadi kebiasaan.