Bahlil Dapat Nilai Terendah dari Celios, Golkar: Survei Lain Katanya Bagus Kok

Senin 20-10-2025,14:21 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Partai Golkar buka suara setelah hasil survei Indostrategi menempatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di posisi paling bontot dalam daftar kinerja setahun Kabinet Merah Putih. Padahal, menteri yang duduk di kursi itu tak lain adalah Ketua Umum mereka sendiri, Bahlil Lahadalia.

Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka genap berusia satu tahun pada Senin, 20 Oktober 2025, namun hasil survei ini jelas bikin Golkar harus pasang tameng.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, buru-buru menangkis penilaian tersebut. Ia mengatakan, setiap lembaga survei punya kacamata berbeda dalam menilai kinerja Bahlil. Ia kemudian menyodorkan hasil survei lain yang lebih ramah pada koleganya.

“Survei Index Politica justru menyebut Pak Bahlil sebagai salah satu menteri paling dikenal di kabinet Prabowo,” kata Sarmuji kepada wartawan pada Ahad, 19 Oktober 2025.

BACA JUGA:Bahlil Lagi-Lagi Jilat Halus, Puji Prabowo Kerja Tanpa Tanggal Merah

Sarmuji bahkan menyebut nama Bahlil identik dengan program strategis seperti peningkatan lifting minyak dan Biodiesel 45. Ia menyelipkan sindiran kecil kepada pihak-pihak yang senang melihat Bahlil tersungkur. “Ada pihak yang senang jika Pak Bahlil dipersepsikan buruk,” ujarnya.

Ia menegaskan kinerja sang ketua umum bisa dipertanggungjawabkan dengan data. Salah satu pencapaian yang diklaim nyata adalah produksi minyak nasional yang disebutnya sudah melewati target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. “Kita sudah lupa kapan terakhir target lifting tercapai, tapi hari ini target APBN 2025 Insyaallah tercapai,” kata Sarmuji.

Data dari Kementerian ESDM mencatat realisasi lifting minyak pada September 2025 mencapai 619 ribu barel per hari. Rata-rata kumulatif dari Januari hingga 5 Oktober 2025 mencapai 607 ribu barel per hari, sedikit di atas target tahunan APBN sebesar 605 ribu barel per hari. “Itu adalah ukuran yang tidak bisa dibantah,” ujar Sarmuji dengan yakin.

Namun, laporan Indostrategi tetap tidak memihak. Lembaga itu memberi nilai 2,74 kepada Kementerian ESDM, masuk kategori kinerja “buruk” bersama Kementerian Hak Asasi Manusia dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman. Menurut laporan riset mereka, isu lingkungan menjadi batu sandungan utama. 

BACA JUGA:Hasil Survei Celios, Bahlil Dapat Nilai Minus Paling Dalam di Kabinet Prabowo–Gibran

“Banyak tambang merusak ekosistem (misalnya kasus Raja Ampat), sementara kebijakan ESDM sering mengorbankan aspek keberlanjutan,” tulis laporan tersebut.

Indostrategi juga menyoroti lambannya transisi energi bersih, ketergantungan tinggi pada batu bara, serta roadmap energi hijau yang dinilai masih kabur. Subsidi energi disebut tidak tepat sasaran dan menciptakan inefisiensi fiskal. Di sisi lain, data sektor minerba yang semrawut disebut membuka ruang korupsi dan memperkuat oligarki tambang. 

“Kinerja komunikasi publik Menteri ESDM dinilai retoris dan tidak diimbangi eksekusi konkret di lapangan,” kata laporan itu.

Meski begitu, survei Indostrategi masih mencatat sisi terang Bahlil. Program hilirisasi minerba, terutama nikel untuk industri baterai kendaraan listrik, dinilai berhasil menambah nilai ekonomi dan memperkuat posisi tawar Indonesia di pasar global. Selain itu, kebijakan satu pintu impor BBM dianggap membantu efisiensi distribusi energi. Produksi minyak dan gas juga disebut meningkat di sejumlah blok strategis, meski dampaknya belum terasa besar di skala nasional.

BACA JUGA:Prabowo Semprot Jaksa dan Polisi: Jangan Cari-cari Kasus, Apalagi ke Orang Kecil

Kategori :