JAKARTA, PostingNews.id – Kelompok relawan pendukung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berencana membentuk tim siber untuk membalas serangan terhadap program makan bergizi gratis yang mereka nilai penuh fitnah di media sosial.
“Kami akan serentak bergerak untuk meng-counter disinformasi, fitnah, kebencian yang terus dilancarkan oleh orang-orang yang tidak ingin MBG sukses,” kata Ricky Tamba dari Jaringan 98 saat mengunjungi kantor Badan Gizi Nasional di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Oktober 2025.
Ricky menuding ada pihak-pihak yang tidak suka dengan Prabowo, sehingga yang diserang bukan orangnya, melainkan program unggulannya. Ia menyebut narasi soal keracunan makan bergizi gratis di sekolah adalah bentuk fitnah yang paling sering beredar.
Menurutnya, banyak berita yang dibuat clickbait, termasuk soal kematian siswa di Bandung Barat pada September lalu. “Dibilang ada satu meninggal karena keracunan, padahal tidak terjadi setelah dicek,” ujarnya.
BACA JUGA:Jokowi Sudah Turun Gunung untuk 2029, Akankah PSI Sampai di Senayan?
Ketua DPP Partai Gerindra itu menegaskan media yang memperbesar isu tersebut telah menyebarkan kabar menyesatkan. Ia bahkan menyebut media dan tokoh yang mengulang-ulang narasi palsu lebih berbahaya daripada berita bohong itu sendiri.
“Berita bohong itu semakin tersebar luas, akhirnya menyulut kerusuhan-kerusuhan di mana-mana,” katanya.
Setidaknya tujuh organisasi relawan Prabowo-Gibran telah sepakat membentuk tim siber bersama. Mereka tergabung dalam Aliansi Indonesia Raya, yang berisi kelompok Gatot Kaca, Jaringan 98, Tim 8 Prabowo-Gibran, Nawasena Indonesia Emas, Srikandi Prabowo-Gibran Experience, Bara JP, dan Rumah Kebangsaan Pancasila.
Salah satu kasus yang mereka soroti adalah keracunan 121 siswa SMK Negeri 1 Cihampelas, Bandung Barat, usai menyantap makan bergizi gratis pada 24 September 2025.
BACA JUGA:Menteri Agama Murka, Pesantren Diserang Trans7 Gara-Gara Tayangan “Amplop Kiai”
Berita beredar bahwa satu siswa meninggal akibat makanannya, padahal hasil penelusuran Dinas Kesehatan menunjukkan korban meninggal dua hari setelah kejadian dan tidak terkait dengan program MBG.
Kepala BGN Dadan Hindayana sebelumnya juga menegaskan tidak ada kaitan antara kematian siswa dan program makan bergizi gratis. “Sudah dijelaskan dari sana bahwa itu tidak ada hubungannya,” kata Dadan di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025. Ia menambahkan, pihaknya belum bisa melakukan investigasi karena keluarga korban menolak autopsi.
Kini, para relawan Prabowo mengibarkan bendera perang di dunia maya. Misi mereka jelas, membela program makan bergizi gratis dari serangan hoaks sambil menunjukkan bahwa dapur MBG masih tetap panas, bukan karena gosip, tapi karena kompor kerja pemerintah yang terus menyala.