POSTINGNEWS.ID - Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan peta jalan atau roadmap nasional untuk mendukung program pencampuran etanol ke dalam bahan bakar minyak (BBM).
Langkah ini diungkap langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Menurut Bahlil, kebijakan ini menjadi upaya strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor energi sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di berbagai daerah. “Etanol bisa dihasilkan dari singkong dan tebu. Dengan ini, ekonomi daerah ikut bergerak,” ujarnya.
BACA JUGA:BGN Dapat Anggaran Rp335 Triliun untuk 2026, Jadi Lembaga Terkaya di Kabinet
Selain mengurangi impor, penerapan bahan bakar berbasis etanol juga diharapkan mendukung transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan.
Bahlil menegaskan, Indonesia tidak perlu ragu mengikuti jejak negara lain. Brasil, Amerika Serikat, India, dan Thailand sudah lebih dahulu memanfaatkan etanol sebagai campuran bahan bakar.
Sebagai contoh, Brasil telah mencampur bensin dengan etanol hingga 27%, bahkan di beberapa wilayah mencapai 100% (E100). Sementara AS sudah lama menerapkan E10 hingga E85 tergantung wilayahnya.
BACA JUGA:Prabowo Keceplosan Minta Ketemu Eric Trump, Memang Anak Trump Kerja Apa Sih?
India dan Thailand juga menggunakan campuran E20, sementara Argentina menerapkan E12. “Banyak negara sudah membuktikan etanol layak dipakai, jadi tidak benar jika dibilang tidak bagus,” kata Bahlil.
Ia berharap, program ini bisa menjadi tonggak kemandirian energi nasional sekaligus peluang ekonomi baru bagi petani.
Jika berhasil dijalankan, program etanol akan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mampu menekan impor dan mendorong energi berkelanjutan.*