Celios: Kalau Kasih Duit Tunai, Anak Bisa Dapat Rp50 Ribu Sehari dari Program MBG

Selasa 07-10-2025,16:13 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Center of Economic and Law Studies (Celios) punya pandangan lain soal cara menyalurkan program makan bergizi gratis (MBG). Lembaga riset itu menilai, kalau pemerintah mau lebih efektif, dana MBG sebaiknya dikasih langsung saja ke penerima manfaat dalam bentuk uang tunai. Berdasarkan hitungan Celios, kalau skemanya seperti itu, jatah satu anak bisa sampai Rp 50 ribu per porsi, bukan Rp 15 ribu seperti sekarang.

“Kalau langsung masuk ke orang tua, uangnya itu bisa lebih dari sepuluh ribu dan kemudian bisa digunakan untuk ibu dan anaknya,” ujar peneliti Celios, Media Wahyudi Askar, dalam peluncuran MBGWatch di Jakarta Selatan, Selasa 7 Oktober 2025.

Askar menjelaskan angka Rp 50 ribu itu muncul dari simulasi sederhana. Misalnya, kalau program MBG hanya menyasar kelompok miskin, anak malnutrisi, dan warga di wilayah 3T, maka dengan total anggaran Rp 71 triliun di tahun 2025, satu anak bisa dapat jatah sekitar Rp 50 ribu tanpa harus lewat biaya operasional dapur dan distribusi. 

“Kalau dibikin lebih targetted, anggaran juga tidak sebesar sekarang. Kalau pun sebesar sekarang, jumlahnya itu bisa lebih dari 50 ribu,” kata dia.

BACA JUGA:Promotor Disertasi Bahlil Ternyata Punya Tambang, UI Sampai Angkat Alis

Celios menilai pola tunai ini bisa lebih efisien ketimbang model dapur atau satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang sekarang dipakai pemerintah. Pasalnya, lewat sistem dapur, anak cuma kebagian porsi senilai Rp 15 ribu.

“Kalau anggapannya hari ini masyarakat miskin menerima MBG itu lebih baik daripada tidak sama sekali, itu keliru,” ujar Askar.

Namun ide itu langsung ditolak Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. Ia berpendapat, model tunai tidak sesuai dengan konsep awal MBG yang sudah didesain langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Dadan menegaskan, bantuan dalam bentuk uang sudah difasilitasi lewat program lain seperti BLT dari Kementerian Sosial. “Kami tidak ingin melakukan itu,” kata Dadan di kantornya, Jakarta, pada Senin 22 September 2025.

BACA JUGA:Ditengah Krisis Politik Dunia, Harga Emas Makin Luarbiasa!

Lulusan IPB ini juga menilai bantuan tunai berisiko diselewengkan. Ia mencontohkan kasus di Sumatera Utara, di mana seorang ibu menggunakan dana bantuan pendidikan anaknya untuk keperluan lain. “Itu kan jadi tidak tepat sasaran,” ujarnya.

Menurut Dadan, inti dari MBG bukan sekadar memberi uang, tapi memastikan anak-anak Indonesia benar-benar mendapat asupan bergizi yang layak. “Program ini dirancang, kan sudah diskusi lama. Dan program ini adalah untuk intervensi pemenuhan gizi,” katanya.

Di tengah tarik-menarik ide ini, publik seperti dihadapkan pada dua pilihan, memberi uang agar fleksibel atau memberi makanan agar pasti bergizi. Pemerintah tampaknya mantap di pilihan kedua, tapi Celios ingin mengingatkan bahwa perut rakyat juga butuh efisiensi, bukan hanya niat baik.

Kategori :