Kapolda Hengki mengingatkan bahwa panen bukanlah akhir dari cerita. Yang lebih penting adalah bagaimana hasil panen dikelola.
“Saya berharap seluruh pihak benar-benar serius mengawal pascapanen, mulai dari pengeringan, penyimpanan, hingga distribusi, agar hasil produksi dapat terserap optimal,” tegasnya.
Hal ini sejalan dengan misi pemerintah dalam menjaga kestabilan harga pangan sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
BACA JUGA:Ketahanan Pangan Jadi Alasan Prabowo Ajukan Proposal Perdamaian antara Rusia dan Ukraina
54 Ton Jagung Dipanen di Serang
Dalam seremoni panen raya kali ini, Polda Banten berhasil memanen jagung dari 9,17 hektare lahan dengan estimasi produksi mencapai 54 ton.
Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko memastikan hasil panen akan langsung disalurkan ke Bulog dengan harga yang sudah ditentukan. Menariknya, Polri menegaskan tidak mengambil keuntungan dari program ini.
“Hasil penjualan sepenuhnya menjadi hak petani. Tujuannya agar mereka bisa menambah lahan, mengolah tanah baru, dan tentu saja meningkatkan kesejahteraan,” jelas Condro.
Sinergi Polisi, Pemerintah, dan Petani
Program ini menjadi bukti bahwa ketahanan pangan bukan hanya urusan kementerian, tapi juga bisa menjadi ruang kolaborasi banyak pihak, termasuk aparat kepolisian.
Dengan adanya pengawalan dari Polda Banten, petani merasa lebih percaya diri untuk mengembangkan lahan dan meningkatkan produktivitas. Pada akhirnya, jagung bukan cuma jadi bahan pangan, tapi juga motor penggerak ekonomi lokal.