POSTINGNEWS.ID --- Desa Otari di Prefektur Nagano siap menyambut wisatawan dengan acara tahunan “Minggu Warna Musim Gugur Taman Alam Tsugaike 2025”.
Perhelatan ini berlangsung selama sembilan hari, mulai Sabtu, 27 September hingga Minggu, 5 Oktober 2025, dan menawarkan perpaduan antara keindahan alam pegunungan serta kuliner lokal yang unik.
Festival Musim Gugur dengan Sentuhan Lokal
Acara ini dirancang untuk memberikan pengalaman lengkap menikmati puncak warna-warni daun musim gugur di kawasan Taman Alam Tsugaike, sekaligus mengenalkan kekayaan kuliner Desa Otari.
Setiap akhir pekan, pengunjung dapat menikmati sup jamur hangat, teh herbal segar dari tanaman lokal, hingga irisan apel Shinshu secara gratis. Kudapan tradisional khas Nagano, yaitu oyaki (roti panggang berisi sayuran), juga dijajakan di area luar ruangan.
Tidak hanya itu, ada pula hiburan khas Alpen Jepang seperti pertunjukan alphorn serta pemotretan Polaroid gratis dengan hadiah menarik. Sementara pada hari kerja, pengunjung berkesempatan mendapatkan kartu pos eksklusif serta mengikuti undian dengan berbagai hadiah.
Panorama Tiga Warna dalam Satu Pandangan
Keunikan Desa Otari terletak pada letak geografisnya. Desa ini membentang dari ketinggian sekitar 173 meter hingga 2.766 meter di puncak Gunung Ko-Renge. Dengan 88% wilayah berupa hutan, perubahan warna daun berlangsung bertahap dari puncak ke kaki gunung.
Pada bulan Oktober, wisatawan bisa menyaksikan fenomena “daun tiga lapis”: putihnya salju pertama di Pegunungan Alpen Utara, merahnya dedaunan di lereng, dan hijaunya pepohonan di kaki gunung. Fenomena langka ini menjadi salah satu daya tarik utama musim gugur di Otari, yang membuatnya berbeda dibanding destinasi lain di Jepang.
BACA JUGA:Ini Desa Wisata Terbaik di Dunia, Berasal dari Indonesia Lho!
Spot Favorit: Taman Alam Tsugaike
Salah satu destinasi utama adalah Taman Alam Tsugaike, sebuah rawa dataran tinggi di dalam Taman Nasional Chubu-Sangaku. Terletak di ketinggian sekitar 1.900 meter, kawasan ini terkenal dengan panorama Pegunungan Hakuba dan Ushiro-Tateyama.
Mulai pertengahan September, warna musim gugur sudah mulai muncul di rerumputan rawa. Memasuki awal hingga pertengahan Oktober, pemandangan semakin menakjubkan dengan perpaduan merah menyala pohon nanakamado, kuning cerah birch Erman, dan biru langit pegunungan.
Akses ke Tsugaike tergolong ramah untuk semua usia. Jalur setapak kayu dibuat dengan elevasi ringan, bahkan sebagian bisa dilalui kursi roda. Pengunjung dapat menggunakan Tsugaike Ropeway (gondola + ropeway) untuk mencapai area pengamatan, sehingga tidak memerlukan perlengkapan mendaki khusus.
BACA JUGA:Kemenpar Promosikan Desa Wisata Berkelanjutan Lewat “Aktivasi Kampung Main”
Danau Kamaike: Cermin Alam Musim Gugur
Selain Tsugaike, Danau Kamaike juga menjadi primadona wisata. Pada pagi hari yang tenang, permukaan air danau memantulkan dedaunan berwarna-warni dengan latar pegunungan. Efek kabut tipis yang diterangi cahaya matahari menambah dramatisasi suasana, menjadikannya favorit para fotografer.
Dengan jalur pejalan kaki sepanjang 2 km yang dapat ditempuh sekitar 40 menit, Danau Kamaike cocok bagi wisatawan yang ingin berjalan santai sembari menikmati udara sejuk musim gugur.