Ia menyebut tiga event olahraga internasional yang melibatkan Indonesia, yakni SEA Games, Kejuaraan Dunia Senam, dan MotoGP.
Ketiga ajang itu menjadi prioritas jangka pendek agar Indonesia bisa tampil maksimal di mata dunia.
Erick menegaskan bahwa dirinya akan bergerak cepat, meski tetap membutuhkan waktu untuk melakukan konsolidasi internal bersama jajaran Kemenpora.
BACA JUGA:Istana: Prabowo Ogah dengan Tim Investigasi Independen untuk Selidiki Kerusuhan Agustus
“Kita harus konsolidasi, koordinatif, dan efektif. Setelah sertijab ini akan ada rapim, jadi saya mohon waktu untuk persiapan,” jelasnya.
Selain fokus pada olahraga, Erick juga membawa pesan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Kepala negara meminta agar Kemenpora memperkuat kapabilitas generasi muda Indonesia.
Di era global yang penuh persaingan, pemuda diharapkan mampu menunjukkan kompetensi dan daya saing di berbagai bidang, tidak hanya olahraga.
BACA JUGA:Babak Baru Skandal Pertamina: Dari Hulu, Hilir, sampai Saudagar Minyak Kabur ke Luar Negeri
“Pesan Presiden jelas, olahraga harus bersatu sebagai duta bangsa dan mencerminkan kedigdayaan.
Kepemudaan juga harus dipersiapkan agar kapabel menghadapi era global,” ungkap Erick.
Dengan dua posisi strategis sekaligus, Erick kini berada di persimpangan penting.
Di satu sisi, ia memikul tanggung jawab besar sebagai Menpora untuk meningkatkan prestasi olahraga Indonesia dan membangun pemuda yang tangguh.
BACA JUGA:Babak Baru Skandal Pertamina: Dari Hulu, Hilir, sampai Saudagar Minyak Kabur ke Luar Negeri
Di sisi lain, statusnya sebagai Ketua PSSI masih menggantung karena menunggu keputusan FIFA.
Apakah ia bisa menjaga keseimbangan antara amanah pemerintah dan federasi sepak bola, atau akhirnya harus memilih salah satunya, akan menjadi cerita besar dunia olahraga Indonesia dalam waktu dekat.