POSTINGNEWS.ID --- Banjir hebat yang melanda Kota Denpasar, Bali, memunculkan perdebatan terkait penyebab utama bencana tersebut.
Gubernur Bali, Wayan Koster, angkat bicara untuk meluruskan anggapan yang beredar di masyarakat.
Menurutnya, banjir di Denpasar tidak bisa langsung dikaitkan dengan masifnya alih fungsi lahan di wilayah tersebut.
Ia menilai bahwa alih fungsi lahan justru lebih dominan terjadi di kawasan lain seperti Badung dan Gianyar.
"Nggak juga, alih fungsi lahan kan di Badung, Gianyar. Di Badung (alih fungsi lahan) di daerah-daerah Kuta Utara. Ini (Denpasar) kan jauh," sebut Koster di Jalan Sulawesi, Denpasar, pada hari Kamis, 11 September 2025.
Koster menegaskan bahwa bencana banjir yang menghantam Denpasar tidak ada hubungannya dengan alih fungsi lahan di ibu kota provinsi tersebut.
Ia menjelaskan, secara geografis Denpasar merupakan kawasan hilir yang menampung aliran Sungai Badung.
Dengan kondisi itu, banjir di Denpasar kemungkinan lebih dipengaruhi oleh kondisi sungai dan daerah hulu, bukan karena faktor urbanisasi atau konversi lahan di wilayah kota.
Pemerintah Provinsi Bali saat ini sedang mempersiapkan langkah evaluasi untuk menelusuri aliran sungai besar di Denpasar dari hulu hingga hilir.
Langkah ini diambil agar penyebab banjir dapat diketahui secara jelas dan menyeluruh.
"Apakah di hulu sungainya ada kerusakan terkait ekosistem," sambung Koster.
Melalui upaya ini, ia berharap pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat untuk penanganan banjir di Bali, sehingga kejadian serupa bisa diminimalisasi di masa depan.