Dua Pandangan, Satu Teknologi: Elon Musk vs Sam Altman dalam Masa Depan AI

Selasa 25-02-2025,13:49 WIB
Reporter : Vritimes Indonesia
Editor : Priya Satrio

Dengan meningkatnya ketegangan di antara kedua tokoh ini, masa depan AI pun berada di persimpangan, tergantung pada siapa yang akhirnya berhasil mengendalikan arah pengembangannya.

Perseteruan antara Elon Musk dan Sam Altman semakin memanas, terutama setelah Altman secara terbuka mengkritik tawaran akuisisi Musk dan menuduhnya bersikap munafik dalam dokumen hukum.

Musk sebelumnya menggugat OpenAI pada 2024 karena dianggap melenceng dari misi awalnya dengan berfokus pada keuntungan, tetapi kini justru berusaha membeli perusahaan tersebut.

OpenAI menilai langkah Musk bertentangan dengan pernyataannya sendiri di pengadilan, di mana ia menegaskan bahwa aset perusahaan tidak boleh dialihkan demi keuntungan pribadi.

BACA JUGA:BRI-MI Raih Penghargaan Indonesia Best Digital Awards 2025

Sebagai organisasi yang masih beroperasi di bawah pengawasan nonprofit, OpenAI menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan tawaran Musk.

Pengacara OpenAI, Andrew Nussbaum, menegaskan bahwa prioritas utama perusahaan adalah memastikan kecerdasan buatan tingkat lanjut (AGI) bermanfaat bagi seluruh umat manusia, bukan kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Di bawah kepemimpinan Altman, OpenAI berkembang pesat hingga mencapai valuasi sekitar USD $100 miliar, dan perusahaan kini tengah mempertimbangkan pemisahan unit profitnya untuk mendapatkan fleksibilitas keuangan lebih besar.

Dengan latar belakang sejarah panjang konflik antara Musk dan Altman, upaya akuisisi ini semakin memperuncing perbedaan visi di antara keduanya.

BACA JUGA:Kode Redeem FF Hari Ini: Klaim Hadiah Eksklusif Diamond Gratis Sebelum Kehabisan!

Elon Musk memandang perubahan yang dilakukan OpenAI sebagai penyimpangan dari misi awalnya, sementara Altman berfokus pada pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.

Perselisihan ini tidak hanya berdampak pada kepemimpinan OpenAI, tetapi juga dapat menentukan arah perkembangan kecerdasan buatan di masa depan.

Elon Musk menilai perubahan OpenAI menjadi perusahaan berorientasi profit sebagai bentuk pengkhianatan terhadap misi awalnya dan menyamakan langkah tersebut dengan organisasi konservatif yang berubah demi keuntungan semata.

Ia mengkhawatirkan pergeseran nilai ini dapat membahayakan pengembangan AI yang seharusnya untuk kepentingan bersama. Sebaliknya, Sam Altman menepis kritik Musk dan menegaskan bahwa OpenAI tetap berpegang pada misinya untuk mengembangkan AI demi kepentingan global, tanpa terpengaruh oleh tekanan pihak luar.

BACA JUGA:Sejarah Reduce, Reuse, Recycle (3R) di Indonesia dan Kontribusinya terhadap Industri

Pergerakan harga Aset kripto lainnya, Saham Amerika Serikat, dan Emas Digital saat ini bisa kamu cek di aplikasi Nanovest. Jika kamu tertarik untuk mulai berinvestasi di Aset Kripto, Nanovest dapat menjadi pilihan kamu untuk mulai berinvestasi dan eksplor koin kripto lainnya, sebuah aplikasi investasi saham & kripto yang terpercaya dan aman yang dapat menjadi pilihan terbaik bagi para investor di Indonesia.

Kategori :