JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Penangkapan terduga teroris di Kudus Jawa Tengah, Senin (4/11/2024) oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menjadi bukti pelaku teroris belum habis dan ada disekitar kita tanpa kita sadari.
Pelaku terdeteksi berasal dari Jamaah Anshor Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS yang diamankan Densus 88 cukup mengejutkan warga sekitar.
Mereka tidak meyangka di lingkungan mereka ada terduga teroris yang berpotensi membahayakan, baik secara aksi maupun upaya penyebaran pahamnya.
Ketua Umum Ormas PNIB Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu, AR Waluyo Wasis Nugroho atau yang akrab disapa Gus Wal menyampaikan apresiasinya kepada Tim Densus 88, sekaligus keprihatinannya akan pelaku terduga teroris menyusup di kawasan perkampungan.
“Terima kasih Densus 88 yang bekerja secara professional mengejar para pelaku teroris tanpa mengenal waktu. PNIB menyatakan keprihatinan masih adanya pelaku teroris sisa sisa kombatan ISIS yang di negaranya sendiri sudah kalah. Paham radikalisme terorisme terbukti kalah dalam peperangan di Suriah, yang perlu diwaspadai mereka sedang berupaya menyebarluaskan paham terorisme ke negara-negara plural seperti Indonesia” ungkap Gus Wal kepada awak media.
Dalam pemberitaan dijelaskan oleh para saksi warga sekitar, bahwa terduga dikenal tertutup dan anti sosial. Meskipun kediamannya bersebelahan dengan Mushola namun tidak pernah beribadah sholat disitu.
“Dari keterangan warga yang mengenalnya kita sudah bisa menyimpulkan perilaku agama pelaku yang menyimpang. Diajak pengajian, tahlilan, selamatan selalu menolak malah menuduh musyrik. Ini menjadi pelajaran bagi kita semua apabila menemukan orang dengan yang seperti itu patut diwaspadai aliran Agamanya. Meskipun perjuangannya mengatasnamakan Agama, sebenarnya orang yang sudah terpapar teroris tidak punya Agama. Aksi-aksi keji mereka adalah musuh semua Agama” imbuh Gus Wal
Gus Wal bersama PNIB tidak pernah lelah menyuarakan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dari penyusupan pengaruh asing yang masuk tanpa kita sadari. Menurut Gus Wal hal yang ditakuti terorisme adalah kekompakan, persatuan dan kesatuan kita, serta adat budaya tradisional kita.
“Persatuan dan kesatuan bangsa itu modal utama menangkal pengaruh asing, baik pelaku teroris maupun paham intoleransi wahabi khilafah yang memecah belah kita. Kelompok ISIS, Khitafah, HTI paling suka kalau kita bertengkar sendiri, saling memusuhi sesama karena memang itu tujuan pergerakan mereka. Untuk itu hari Pahlawan 10 November 2024 yang merupakan hari Pahlawan ini menjadi momentum penting, bahwa kita bisa menjadi Pahlawan bagi lingkungan sekitar kita masing masing dengan cara mempererat persatuan. Saling menjaga kampung desa, tetangga, saudara, tempat ibadah akan kesadaran bahaya laten kelompok Wahabi, Khilafah, terorisme, intoleransi dan radikalisme yang bisa berwujud apa saja” dan 'Perkuat Serta Kolaborasikan NASAB Nasionalisme Kebangsaan, Agama, Adat Dan Budaya (NASAB)" untuk menjaga lingkungan, kampung desa, saudara tetangga kita dari bahaya laten wahabi khilafah radikalisme separatisme terorisme dan intoleransi" pesan Gus Wal di akhir pernyataannya.