KPAI setuju saran Presiden Jokowi soal PTM Terbatas harus hati-hati||KPAI
POSTINGNEWS: Ikut mendukung program PTM terbatas yang akan diterapkan di Indonesia, Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ikut buka suara.
PTM atau Pengajaran Tatap Muka alias Sekolah Tatap Muka dinilai sebenarnya saat ini masih sangat riskan, mengingat angka penyebaran virus covid-19 masih cukup tinggi.
Terlebih untuk menerapkan program itu, tentu bukan perkara gampang, karena dikhawatirkan pemahaman dan kepatuhan siswa-siswi terhadap prokes masih sangat rendah.
Makanya, agar program PTM terbatas bisa terlaksana dengan baik, pastinya perlu strategi penerapan yang benar-benar paten dan jitu.
(BACA JUGA:Program PTM Terbatas Bisa Dijalankan, Budi Gunadi Sampaikan 4 Syarat Harus Diterapkan Sesuai Anjuran Presiden Jokowi)
Artinya, jangan sampai tergesa-gesa menerapkan PTM terbatas justru malah berujung petaka, gegara penyebaran virus covid-19 malah meningkat.
Seperti dibilang Retno Listyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, bahwa anak Indonesia yang meninggal gegara covid-19 itu sudah paling tinggi se-Asia, lo.
"Karena bagi KPAI hak hidup nomor 1, hak sehat nomor 2 dan hak pendidikan nomor 3. Kalau anaknya masih sehat dan hidup maka ketertinggalan materi pelajaran masih bisa dikejar.
+++++
Tapi kalau anaknya sudah dipinterin terus sakit dan meninggal, kan sia-sia. Anak Indonesia yang meninggal karena covid sudah tertinggi se-Asia Pasifik," ujarnya.
(BACA JUGA:Astra Peugeot Body & Paint Repair Tawarkan Paket Rekondisi, Siap Layani Semua Merek Mobil, Harga Hemat dan Jelas Berkualitas)
Makanya, menyambut saran dari Presiden Jokowi, Retno juga turut mengemukakan pendapatnya. "Terkait jumlah siswa 25 persen saja dan hanya 2 jam PTM sehari KPAI justru mendukung," kata Retno.
Hal itu tentu demi memudahkan pengawasan guru terhadap anak-anak yang tak patuh prokes. "Ini semacam latihan bagi anak-anak untuk mengubah perilaku di sekolah pada masa pandemi," tambahnya, pada Selasa 8 Juni 2021.
Lebih jauh, Retno juga menyarankan untuk waktu sekolah dapat dijalankan secara bertahap. _+
Untuk permulaan, Retno menilai tatap muka dapat dilakukan hanya satu kali dalam seminggu. "KPAI malah menyarankan satu hari saja per minggu di awal PTM. Setelah sebulan sampai 2 bulan PTM dan anak-anak menunjukkan kepatuhan pada prokes, baru boleh ditambah 2x seminggu," anjurnya.
(BACA JUGA:Berniat Ibadah Haji? 4 Langkah ini Harus Diperhatikan Setiap Calon Jamaah Agar Perjalan Aman dan Lancar!)
Lebih lanjut, KPAI juga mengusulkan agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka hanya dilakukan di wilayah dengan positivity rate Covid-19 di bawah 5 persen.
"Kalau KPAI menyarankan tidak buka sekolah di wilayah yang positivity rate di atas 5 persen, kalau wilayah yang di bawah 5 persen kami dorong dibuka dengan pemberlakuan prokes/SOP yang ketat.
Di wilayah-wilayah kepulauan kecil justru kami saran buka tapi dengan prokes," tutup Retno.