Selain itu, bisa juga karena Diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 juga dapat menyebabkan sering buang air kecil.
Pada diabetes, kadar gula dalam darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring dan menyerap kelebihan gula.
Akibatnya, kelebihan gula tersebut dikeluarkan bersama dengan air melalui urine yang meningkatkan frekuensi buang air kecil.
Gejala lain yang sering menyertai diabetes termasuk rasa haus yang berlebihan, kelelahan, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
BACA JUGA:Ini Rekomendasi Tempat Merenung di Jakarta Selatan, Cocok Buat Tenangkan Pikiran
Kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan sering buang air kecil termasuk gangguan prostat pada pria, seperti pembesaran prostat atau prostatitis.
Pembesaran prostat dapat menekan uretra dan menghalangi aliran urine, sehingga menyebabkan sering buang air kecil dan rasa tidak tuntas setelah buang air.
Pada wanita, kehamilan juga bisa menjadi faktor penyebab karena rahim yang membesar dapat menekan kandung kemih.
Selain itu, beberapa obat juga bisa menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil sebagai efek samping.
BACA JUGA:Banyak Promo Menarik Pizza Hut Selama Bulan Juni 2024, Yuk Serbu Sebelum Kehabisan!
Diuretik, yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan edema, bekerja dengan mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh, sehingga meningkatkan produksi urine.
Beberapa obat untuk pengobatan kondisi mental tertentu, seperti lithium, juga dapat memiliki efek serupa.
Penyebab lain yang mungkin termasuk masalah neurologis seperti multiple sclerosis atau penyakit Parkinson, yang dapat mempengaruhi sinyal saraf ke kandung kemih.
Stres dan kecemasan juga dapat mempengaruhi kebiasaan buang air kecil seseorang, karena tubuh bereaksi terhadap stres dengan berbagai cara, termasuk peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Aries, 6 Juni 2024: Karier dan Percintaan Aman?
Secara keseluruhan, sering buang air kecil bisa disebabkan oleh berbagai faktor.