Penduduk Asia Lebih Berisiko Mengidap Hipertensi, Faktor Ini yang Jadi Penyebabnya

Senin 20-05-2024,13:21 WIB
Reporter : M. Rafa Nugraha
Editor : Priya Satrio

Di Indonesia, situasinya tidak jauh berbeda. 

Banyak orang Indonesia gemar mengonsumsi makanan dengan rasa asin yang kuat. 

Beberapa contoh populer termasuk sambal, saus sambal, ikan asin, serta berbagai camilan dan makanan beku yang dijual di pusat perbelanjaan. 

Kebiasaan makan makanan asin ini telah menjadi bagian dari budaya dan pola makan sehari-hari, sehingga berkontribusi pada tingginya sensitivitas terhadap garam di kalangan masyarakat Asia.

BACA JUGA:10 Langkah Persiapan Diri Sebelum Interview Kerja, Yuk Buat HRD Auto Oke!

"Garam itu menyebabkan resistensi cairan, makanya volume darah banyak, jadi, tekanan darah tinggi," sambung dr. Eka.

Selain itu, dr. Eka juga menyarankan agar masyarakat Indonesia mulai membatasi konsumsi garam mereka tidak lebih dari lima gram per hari atau setara dengan satu sendok teh per orang per harinya. 

Dia juga menekankan pentingnya memasak makanan sendiri di rumah daripada membeli makanan siap saji. 

Menurutnya, memasak di rumah memungkinkan kita untuk mengatur takaran bumbu sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

BACA JUGA:Luxcrime Dapat Penghargaan 'Best Highlighter' di Popbela Awards 2024

Dengan memasak di rumah, kita memiliki kendali penuh atas jumlah garam yang ditambahkan ke dalam masakan. 

Hal ini memungkinkan kita untuk mengurangi asupan garam secara signifikan, karena kita dapat menggunakan bumbu-bumbu lainnya untuk memberikan rasa pada masakan tanpa harus terlalu bergantung pada garam.

Dengan memasak sendiri, kita juga dapat memilih bahan-bahan yang lebih sehat dan menghindari tambahan bahan kimia atau pengawet yang sering ditemukan dalam makanan siap saji. 

Ini dapat membantu meningkatkan kualitas nutrisi dari makanan yang dikonsumsi, serta membantu dalam menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah yang optimal.

Kategori :