JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Petugas kepolisian tidak pernah berhenti untuk memburu pengendara sepeda motor yang memasang knalpot brong dengan suara yang mengganggu dan merusak telinga.
Tindakan ini didasarkan pada ketentuan yang tertera dalam Pasal 285 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang mengatur bahwa kendaraan bermotor harus mematuhi standar kebisingan yang ditetapkan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di jalan raya.
Penggunaan knalpot racing dengan suara yang berlebihan tidak hanya mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar, tetapi juga dapat mengancam keselamatan lalu lintas.
BACA JUGA:Presiden Macron Minta Kylian Mbappe Main di Olimpiade Paris 2024, Ayah Pemain: Katanya Dia Mau Kok
Oleh karena itu, petugas kepolisian melakukan tindakan penegakan hukum untuk menegakkan ketertiban dan keamanan di jalan serta mencegah potensi kecelakaan akibat gangguan suara yang berlebihan dari kendaraan bermotor.
Selain risiko terkena sanksi tilang, penggunaan knalpot racing juga membawa konsekuensi teknis yang signifikan yang dapat mengakibatkan kerusakan serius pada mesin motor dan bahkan memicu pembatalan klaim garansi.
Slamet Kasianom selaku Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), menegaskan bahwa modifikasi knalpot yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin asli dapat membuka pintu bagi berbagai masalah jangka panjang.
Penggantian knalpot dengan jenis racing seringkali tidak mempertimbangkan harmonisasi dengan karakteristik dan spesifikasi mesin standar.
BACA JUGA:Ramalan Shio 13 Mei 2024, Mulai Dari Shio Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing hingga Babi
Ini berarti, meskipun suara yang dihasilkan mungkin lebih bertenaga atau menggema, tetapi keselarasan yang telah dirancang oleh produsen dalam menjaga performa optimal dan ketahanan mesin bisa terganggu.
Dampak paling nyata adalah peningkatan risiko kerusakan mesin yang serius.
Mesin yang seharusnya bekerja dalam keseimbangan tertentu dapat menjadi terlalu dipaksa atau terbebani oleh knalpot yang tidak sesuai, yang pada gilirannya bisa mengakibatkan berbagai kerusakan, mulai dari kebocoran hingga keausan komponen internal yang lebih cepat.
Namun, konsekuensi teknis tersebut tidak berhenti pada kerugian finansial akibat perbaikan mesin yang diperlukan.