JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang tak asing di tanah air.
Penyakit yang pertama kali ditemukan tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya ini tergolong sulit diatasi.
Bahkan, DBD menular menyebabkan prevalensi kematian yang terbilang sangat tinggi pada awal kemunculannya.
BACA JUGA:6 Tips Membersihkan Sepatu, Dijamin Bersih Seperti Baru Beli
Fakta tentang DBD juga mencatat bahwa penyakit tersebut kerap digolongkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setiap 5 tahun sekali.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2020 mencatat 95.893 kasus DBD terhitung hingga pekan ke-49 dengan total korban jiwa mencapai 661 orang.
Jika ditinjau berdasarkan golongan usia, kelompok usia yang paling banyak mengidap DBD adalah anak berusia 5 hingga 14 tahun (34,13%) dan balita usia 1 hingga 4 tahun (28,57%).
Jumlah kasus DBD di Indonesia yang tergolong tinggi harus diimbangi dengan edukasi masyarakat terhadap penyakit tersebut. Sehingga semua orang bisa melakukan langkah antisipasi untuk mengurangi risiko DBD menular.
BACA JUGA:Kamenparekraf Yakin Animasi Indonesia Tembus Pasar Global
Gejala demam berdarah biasanya muncul dalam waktu 4-10 hari setelah terinfeksi virus dengue.
Seseorang yang terinfeksi virus dengue biasanya akan mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, ruam kulit, sakit kepala parah, dan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
Penurunan jumlah trombosit ini bisa menyebabkan pendarahan pada kulit, gusi, atau organ dalam tubuh.
Oleh karena itu, penting untuk segera mengenali gejala demam berdarah dan segera mencari pengobatan yang tepat.