Yang kita nikmati itu rezeki cuma bedanya ada rezeki yang baik dan rezeki yang tidak baik," ujar Buya Yahya.
Kata Buya memaparkan, rezeki yang baik adalah halal sementara yang haram adalah rezeki yang tidak baik.
"Yang baik adalah halal, yang tidak baik adalah haram, (contoh) seseorang mengambil barangnya orang lalu dimakan maka rezekinya dia tetapi haram, rezeki yang jelek. Jadi ini ada rezeki yang baik dan rezeki yang tidak baik." jelasnya.
BACA JUGA:Benarkah Jika Palestina Merdeka Dunia Langsung Kiamat? Begini Penjelasan yang Benar..
Allah menyuruh, ungkap Buya, untuk mengambil rezeki yang baik-baik.
"Dan yang disuruh oleh Allah untuk kita ambil adalah rezeki yang baik dan berbuatlah kebaikan," kata Buya Yahya.
Selain itu, Buya juga mengungkapkan bahwa makanan yang baik berhubungan erat dengan amal sholeh.
"Para pensyiar hadist menjelaskan hubungan antara makanan yang baik dengan amal sholeh sangat erat," ungkapnya.
BACA JUGA:Girl Group STAYC Viral Gara-gara Pakai Jersey Rangers FC, Salah Kostum Saat Tampil di Texas
"Bahkan kalau orang makanannya itu baik maka dia akan mudah melakukan amal sholeh, begitu juga sebaliknya kalau makanannya itu haram maka akan jadi bermaksiat anggota tubuhnya, amal-amalnya menjadi amal jelek mau tidak mau akan keseret kesana," paparnya.
Buya menjelaskan bahwa kita untuk lebih peduli terhadap apa yang dimakan.
"Maka perlu peduli apa yang kita makan itu sangat penting, ini (tadi) yang diajak bicara oleh Allah adalah pada utusan," katanya.
Sementara, jelas Buya, Allah juga berfirman untuk makan dari hal baik yang telah diberikan lewat rezeki.
BACA JUGA:Catat! Inilah Manfaat dan Syarat Memberikan Vaksin ke Kucing, Bikin Anabul Kebal Penyakit
"Allah berfirman (yang artinya), 'Hai orang yang beriman makanlah hal yang baik-baik dari yang telah kami rezekikan kepada kalian'," pungkas Buya.
Perlu dipahami, kata Buya, bahwa jika para utusan Allah saja disuruh makan yang baik-baik maka sebagai manusia biasa harus berhati-hati terhadap urusan makanan.