Menurut perkiraan Guswanto, fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun 2023.
Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan cuaca dan iklim serta kewaspadaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akibatnya.
Data BMKG menunjukkan bahwa El Nino saat ini berada dalam kondisi moderat, dengan Southern Oscillation Index (SOI) mencapai -13,1 dan Indeks NINO 3.4 sekitar +1,35.
BACA JUGA:Ancaman El Nino: Gletser Puncak Jaya di Ambang Kepunahan
BMKG telah memperingatkan bahwa dampak El Nino di Indonesia cenderung dirasakan kuat selama musim kemarau, khususnya pada bulan Juli, Agustus, September, dan Oktober.
Dampak dari El Nino ini termasuk penurunan curah hujan, terutama di wilayah selatan Indonesia, seperti Sumatera bagian tengah hingga selatan, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan.
Pengawasan dan kewaspadaan selama periode ini penting untuk mengatasi potensi dampak yang mungkin timbul akibat fenomena ini.