JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai ada tiga alasan mengapa Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tidak dipilih sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) oleh Anies Baswedan.
Pertama, Adi Prayitno menilai AHY belum mampu mengonsolidasi kekuatan politiknya di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan di kalangan Nahdliyin (warga Nahdlatul Ulama/NU).
“Nasdem sangat terlihat mencari figur dari kalangan Nahdliyin,” ujar Adi Prayitno, Senin (4/9/).
Menurutnya, hal itu menjadi faktor utama mengapa Anies dan Partai NasDem lebih memilih Muhaimin Iskandar ketimbang dirinya.
BACA JUGA: Potret Mertua-Menantu Beda Pandangan Politik: Hendropriyono Dukung Prabowo, Andika Dukung Ganjar
Alasan kedua yang disebutkan adalah belum matangnya pengalaman AHY dalam politik.
AHY dianggap belum matang secara politik karena selama ini ia tidak pernah menjadi pejabat publik, seperti menjadi anggota dewan, gubernur, atau wali kota.
"AHY belum pernah jadi anggota dewan, gubernur, wali kota,” lanjut Adi.
Ketiga, ada faktor psikologis yang dinilai memengaruhi keputusan tersebut.
Hubungan yang rumit antara SBY dan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, diyakini menjadi faktor yang mempengaruhi lobi di belakang layar.
"Hubungan SBY dan Surya Paloh memang deadlock," kata Adi.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Partai Demokrat secara resmi mencabut dukungan mereka kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Secara tidak langsung Demokrat juga keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Demokrat menganggap penunjukan Muhaimin Iskandar telah melanggar kesepakatan dalam koalisi.
Apalagi, sebelumnya Anies dikabarkan telah memilih AHY sebagai bakal cawapresnya.
Kategori :