JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, telah menyampaikan komentar mengenai pembangunan akses jalan ke dan dari stasiun-stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Menurutnya, pemerintah telah memperhatikan segala aspek terkait pembangunan infrastruktur transportasi ini, termasuk akses jalan, integrasi antarmoda, dan hal lainnya.
Erick Thohir menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur yang komprehensif, tidak hanya terkait dengan kereta cepat itu sendiri, tetapi juga mencakup terminal, akses jalan, dan berbagai aspek lainnya.
“Tidak hanya kereta cepatnya saja, harus ada terminalnya, aksesnya,” ungkap Erick, Minggu (6/8).
Hal ini diungkapkan oleh Erick saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN pada Minggu (6/8).
Ia mengatakan bahwa akses jalan menjadi salah satu poin penting yang akan mempengaruhi mobilitas dan kecepatan penggunaan kereta cepat.
Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah dan pihak terkait berusaha agar waktu tempuh dan integrasi antarmoda kereta cepat bisa kurang dari 1 jam.
Erick menjelaskan bahwa pada tahap awal pengoperasiannya, kereta cepat akan berhenti di 3 dari 4 stasiun yang ada, yaitu Stasiun Halim, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.
Keputusan ini telah diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, juga menyoroti tantangan dalam penyelesaian proyek kereta cepat, terutama kurangnya perencanaan yang baik terkait akses jalan tol dan jalan besar di beberapa stasiun seperti Karawang dan Halim.
"Ini saya sebal juga sama anak-anak KAI jadi akses stasiun belum dipikirkan," ujarnya.
Erick Thohir menekankan pentingnya pembangunan akses jalan yang sesuai agar masyarakat dapat dengan mudah dan cepat menggunakan layanan kereta cepat.
Meskipun terdapat kendala dalam proses pembangunan, pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan akses jalan tersebut.
Kategori :