JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan bahwa proyek LRT Jabodebek mengalami masalah pada salah desain bagian jembatan rel lengkung atau longspan di Kuningan, Jakarta Selatan.
Kekurangan lebar pada tikungan tersebut menyebabkan kecepatan kereta LRT melambat saat melaluinya.
Jika desain tikungannya diperlebar, LRT Jabodebek dapat beroperasi dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Jembatan lengkung LRT ini dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota di Kuningan, Jakarta Selatan, dengan panjang sekitar 148 meter.
Jembatan ini mendapatkan pujian dan bahkan meraih rekor MURI sebagai jembatan terpanjang di Indonesia atau mungkin di dunia.
Kontraktor proyek ini adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk, yang menggunakan metode balanced cantilever, sehingga strukturnya berdiri tanpa memerlukan penyangga di tengah.
Namun, kesalahan desain longspan dan masalah koordinasi antarpihak terlibat dalam proyek menyebabkan perbedaan spesifikasi pada 31 rangkaian kereta LRT Jabodebek.
"Dia (PT Adhi Karya) enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," ungkap Tiko, sapaan akrabnya, dikutip pada Rabu (2/8).
Akibatnya, perangkat lunak yang mengatur laju LRT itu harus diperbaiki dengan biaya tambahan.
"Mau enggak mau keretanya harus jalan hanya 20 kilometer per jam, pelan banget," ungkap Tiko.
Tiko menyoroti bahwa proyek LRT Jabodebek tidak memiliki integrator yang mengkoordinasi seluruh komponen proyek tersebut, sehingga setiap komponen bekerja secara terpisah tanpa integrasi yang baik.
Masalah ini, kata dia, harus diperbaiki ke depannya agar proyek besar di Indonesia berjalan lebih lancar.
LRT Jabodebek sendiri sejatinya sudah makin siap untuk dioperasikan.
"Tapi ya itulah, bagian dari belajar, ini harus kita beresin satu-satu," keluh dia.
Kategori :