JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Selama empat tahun menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) dalam kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), Nadiem Makarim menghadapi berbagai tantangan yang tak mudah.
Keberaniannya dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan kontroversial sering kali memicu perdebatan di publik.
Namun, hal tersebut justru menjadi sumber semangat baginya.
Dalam sebuah acara Belajar Raya di Posbloc, Jakarta, Nadiem berbicara tentang perjalanannya di pemerintahan dan mengungkapkan bahwa setiap kebijakannya hampir selalu menyulut pro dan kontra.
"Kan setiap kali saya buat kebijakan ribut kan," kelakar Nadiem, Jumat (28/7).
Bagi Nadiem, hal itu adalah bagian dari proses biasa dalam mengambil keputusan dan menghadapi kritik.
"Sudah pede. Tahun pertama, tahun kedua belom pede," ujar Nadiem.
Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah upayanya untuk meningkatkan status para guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Meskipun mendapat banyak protes, Nadiem tetap berpegang pada pandangannya bahwa kebijakan ini merupakan langkah baik dan mulia.
Dalam perjalanan jabatannya, Nadiem juga berbicara tentang perjalanan belajarnya.
Menghadapi berbagai unjuk rasa dan demonstrasi dari berbagai pihak, termasuk guru, tenaga penggerak, dan mahasiswa, memaksa dirinya untuk belajar lebih banyak dan tumbuh dalam pengalaman.
"Saya benar-benar didorong, saya belajar lebih banyak," kata Nadiem.
Dalam waktu dekat, Nadiem akan menyelesaikan tugasnya di Kabinet Jokowi.
Kategori :