JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pemerintah Indonesia telah menggalakkan sektor pariwisata sebagai salah satu upaya pemulihan pasca pandemi Covid-19.
Namun, terungkap bahwa membuka pintu bagi masuknya wisatawan ke Indonesia tidak selalu memberikan dampak positif bagi daerah wisata, termasuk Bali.
Pada sebuah acara di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada hari Selasa, 23 Mei 2023, Myra P. Gunawan menyampaikan pidato dengan tema "Pariwisata Nusantara: Literasi dan Numerasi".
Dalam pidatonya, Myra mengungkapkan bahwa tingkat kebocoran pariwisata di Bali mencapai lebih dari 50 persen.
BACA JUGA:KEREN! Lagu Aldi Taher untuk Lionel Messi Diunggah Akun Resmi FIFA!
Menurut Myra, sebagian besar wisatawan yang datang ke Bali adalah gelandangan, yang berperan sebagai wisatawan di siang hari dan menjadi hostess di malam hari.
Ia menegaskan bahwa yang perlu dikembangkan adalah parawisata untuk Bali, bukan parawisata di Bali.
Myra menjelaskan bahwa ia telah berhasil meyakinkan seorang penulis disertasi untuk menulis tentang kebocoran pariwisata di Bali.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan angka kebocoran yang mengagumkan, terutama di hotel-hotel bintang 4 dan 5 di Bali, di mana tingkat kebocoran melebihi 50 persen.
Bahkan, kebocoran tersebut terjadi terutama di hotel-hotel internasional yang menjadi kebanggaan.
Menurut Myra, yang selalu dihitung adalah pendapatan atau devisa yang diperoleh, namun tingkat kebocoran tersebut jarang pernah dihitung dengan jelas.
Selain bocornya devisa dari pengeluaran impor untuk kebutuhan hotel-hotel tersebut, kebocoran ini semakin besar lagi.
Dalam kesempatan tersebut, Myra P. Gunawan, yang merupakan Pendiri dan Anggota Dewan Penasihat Master in Tourism Planning di Institut Teknologi Bandung, juga mengungkapkan bahwa banyak wisatawan di Bali yang bekerja tanpa izin, meskipun ada beberapa yang memiliki izin resmi.
BACA JUGA:Cara Menghilangkan Hidung Tersumbat Parah