Melawat ke Korea, Menhub Bahas Kelanjutan Kerja Sama Proyek LRT Jakarta dan Bali

Sabtu 03-06-2023,12:44 WIB
Reporter : Maulana Ali Firdaus
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Selama kunjungannya ke Korea Selatan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan pertemuan dengan Chairman & CEO Korean National Railway (KNR) Kin Hanyoung dan CEO Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Cooperation (KIND) Kang Hoon Lee.
 
Pertemuan itu dilakukan setelah Menteri menghadiri pertemuan ICAO Global Implementation Support Symposium 2023 atau ICAO GISS.
 
Pertemuan tersebut membahas kemajuan kerja sama antara kedua negara dalam proyek pembangunan infrastruktur kereta api, yaitu MRT Fase 4 rute Fatmawati-TMII dan LRT Bali.
 
KNR dan KIND merupakan dua perusahaan Korea Selatan yang menjadi bagian dari Konsorsium Korea (Korean Consortium/K-Consortium) untuk proyek pembangunan MRT Fase 4.
 
“Indonesia dan Korsel berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan dan penyelesaian kedua proyek proyek tersebut, yang saat ini sedang dalam tahap penyusunan studi kelayakan baik pra Feasibility Study (Pra FS) maupun Feasibility Study (FS),” kata Budi.
 
Satu perusahaan lainnya yang terlibat adalah Samsung C&T.
 
Menteri Perhubungan menyatakan komitmen dari Indonesia dan Korea Selatan untuk memastikan kelanjutan dan penyelesaian kedua proyek tersebut.
 
Saat ini, proyek-proyek tersebut sedang dalam tahap penyusunan studi kelayakan, baik pra Feasibility Study (Pra FS) maupun Feasibility Study (FS).
 
Komitmen terhadap proyek pembangunan MRT Fase 4 rute Fatmawati-TMII sudah ditunjukkan melalui penandatanganan kerja sama antara PT MRT Jakarta dan K-Consortium melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP).
 
Studi kelayakan juga sedang dikaji oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai penanggung jawab proyek MRT Jakarta fase 4.
 
"Saat ini kajiannya tengah di-review atau dievaluasi oleh pihak Pemprov DKI sebagai penanggung jawab proyek pembangunan MRT Jakarta fase 4,” Budi melanjutkan.
 
Untuk proyek pembangunan LRT Bali, studi kelayakan sedang dalam persiapan.
 
Pendanaan studi kelayakan akan menggunakan skema bantuan atau Official Development Assistance (ODA) dari Korea Selatan, sedangkan pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU.
 
“Studi kelayakan atau FS ini nantinya akan didanai melalui skema bantuan atau Official Development Assistance (ODA) dari Korsel. Sementara untuk pendanaan konstruksinya akan dilakukan melalui skema KPBU,” ucapnya.
 
Menteri Perhubungan optimistis bahwa dengan komitmen yang kuat dari kedua belah pihak, kedua proyek ini akan mencapai kemajuan yang signifikan dan diselesaikan sesuai dengan target waktu.
 
Menteri Perhubungan juga mengapresiasi partisipasi dan kerja sama yang diberikan oleh KNR, KIND, dan perusahaan swasta Korea Selatan lainnya dalam pengembangan proyek infrastruktur transportasi di Indonesia.
 
Pada pertemuan ini, juga hadir Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Novie Riyanto dan Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal.
Kategori :