Seperti dikabarkan aa.com.tr, ketika serangan terjadi di Jalur Gaza terhitung sejak 10 Mei 2021, Kementerian Kesehatan Palestina telah mencatat sedikitnya ada sekitar 217 warga Palestina tewas, termasuk 63 anak-anak, dan 36 wanita bahkan 1.500 lainnya terluka dalam serangan Israel.
(BACA JUGA:Demokrat Berharap Bisa Masuk 3 Besar di Pemilu 2024, AHY: Kalau Masuk Papan Atas, Alhamdulillah! )
Selasa lalu, hak veto Hongaria, Uni Eropa gagal menyetujui pernyataan bersama yang menuntut gencatan senjata antara Israel dan Palestina. "Prioritasnya adalah menghentikan semua kekerasan sesegera mungkin dan implementasi gencatan senjata," ulas Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.
Diungkapkan juga, bahwa Uni Eropa sejatinya hendak mempublikasikan hasil kesimpulan konferensi video dalam menjelaskan sikapnya bersama dengan blok tersebut terkait adanya konflik Israel dan Palestina. Namun hal itu terhalang, karena Hongaria memblokir pernyataan tersebut.
Josep Borrell berpendapat, negara-negara lain mengungkapkan bahwa memberikan perlindungan warga sipil dan juga akses kemanusiaan penuh ke Gaza.
(BACA JUGA:Laboratorium Covid-19 Ikut Jadi Korban Penyerangan Israel, Banyak Nakes Terluka dan Kritis)
"Kami mengutuk serangan roket oleh Hamas, kelompok teroris di wilayah Israel, dan kami sepenuhnya mendukung hak Israel untuk membela diri," ucapnya.
"Namun Israel harus meresponsnya secara proporsional dan tetap menghormati hukum humaniter internasional," tambahnya.
Pihak diplomasi Uni Eropa juga telah melakukan desakan kepada kedua belah pihak untuk melerai dan meredam ketegangan untuk melakukan negoisasi yang mengarah kepada solusi sejak sepekan terakhir. **