JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Netflix rilis film Jepang terbaru berjudul Call Me Chihiro.
Netflix menghadirkan sebuah film asal Negeri Sakura Jepang yang mengusung genre slice of life.
Film Call Me Chihiro diangkat dari manga karya Hiroyuki Yasuda. Rikiya Imaizumi menjadi sutradara yang menggarap film tersebut dengan menggandeng aktris Kasumi Arimura sebagai pemeran utamanya. Hana Toyoshima, Miwako Ichikawa, Jun Fubuki dan Lily Franky juga hadir dalam pembuatan film ini.
Imaizumi mensutradarai film yang bercerita tentang perasaan dan cara memahami mereka yang mengalami kesulitan.
BACA JUGA:Member JKT48 Bakal Tinggalkan Jakarta dan Pergi Ke Jepang, Siapa Saja Ya?
Tayang yang berdurasi kurang lebih selama 2 jam ini menyajikan perjalanan Chihiro (Kasumi Arimura) dengan masa lalunya yang pahit sebagai wanita penghibur, kemudian dirinya beralih profesi menjadi penjaga toko bento di kota kecil di tepi laut. Si mantan PSK, Chihiro menjadi terkenal di lingkungan tersebut.
Chihiro mengisi kesehariannya dengan melayani pelanggan toko bento yang dikelola oleh suami istri setengah baya dan bertemu dengan orang-orang baru dengan jiwa-jiwa kesepian.
Chihiro digambarkan sebagai seorang wanita yang ramah dan selalu berpikiran positif. Dirinya melakukan hal tersebut bukanlah karena tuntutan pekerjaan, namun memang karakternya seperti itu. Dirinya selalu mengajak orang yang baru ditemuinya untuk makan bento. Seperti ojisan (kakek) tunawisma yang ditemuinya di jalan.
Hana Toyoshima yang berperan sebagai Okaji juga digambarkan memiliki keakraban dengan Chihiro yang kemudian bergelut dengan rasa ketidaknyamanan terhadap keluarganya, dan orang-orang yang punya luka.
Perlahan-lahan film ini mengeksplorasi latar belakang Chihiro. Sebagian orang mungkin akan berpikir bahwa film ini berjalan dengan pace yang membosankan. Namun alur yang demikian justru membuat orang merenungi setiap tingkah Chihiro.
Film ini berfokus pada perasaan dan emosi setiap karakter dan Chihiro menyentuh mereka dengan cara unik yang sering kali terlihat seperti duduk bersama dan saling merasai emosi saja. Wanita muda itu tidak banyak bicara, namun memiliki ekspresi yang penuh cerita.
Hal tersebut yang menjadi daya tarik dari film Call Me Chihiro. Tampak seperti hal yang sepele, tapi Chihiro berhasil menggapai perasaan orang-orang yang ada bersamanya.
Penyajian sinematografi dengan pengambilan gambar close up pada film ini semakin mempertegas bagaimana rasa dan emosi mereka. Rasanya mereka berbicara banyak lewat tatapan mata dan gestur.