Novel Sebelas Patriot: Kisah Anak Melayu Melawan Penjajahan Belanda Lewat Sepak Bola

Minggu 15-01-2023,21:36 WIB
Reporter : Muhammad Yusuf Ramadhan
Editor : Ristanto

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Novel karangan Andrea Hirata ini sangat asyik dibaca. Sungguh menguras emosi. Diceritakan dari sudut pandang seorang anak yang kagum pada ayahnya. Sosok sederhana yang sayang keluarga.

Kisah bermula saat sang anak, pemeran utama dalam novel, menemukan sebuah foto yang memunculkan kekaguman dan meninggalkan banyak pertanyaan. Belakangan ia tahu bahwa itu adalah foto ayahnya saat menjadi timnas Indonesia. 

Saat masih muda, ayahnya dipaksa bekerja untuk menggantikan orang tuanya yang sudah meninggal. Sambil bekerja jadi kuli parit, ayahnya juga aktif membela tim nasional Indonesia dalam sepak bola.

BACA JUGA:Sah! Iwan Bule Mundur dari Ketua PSSI: 'Terima Kasih Kerjasama dan Dukungannya'

Berkali-kali ayahnya berhasil membuat takjub para penonton di lapangan. Aksinya meliuk-liuk membuat para penonton takjub, yang duduk segera saja berdiri, yang berdiri langsung terpana. 

Menjadi sayap kiri membela timnas Indonesia. Bersama 2 saudaranya yang lain, ia berkali-kali membuat para petinggi Belanda naik turunkan dada. 

Ia adalah pemain terhebat pada saat itu. Sayangnya, kolonial Belanda meremukkan tempurung kaki kirinya karena tidak terima kekalahan. 

Bagi sang ayah, sebuah pertandingan sepak bola adalah medan perang. Saat-saat yang tepat untuk balas menggempur Belanda. Kala tercipta gol. Pemain Indonesia berteriak Indonesia, Indonesia, momen kebanggaan yang teramat luar biasa.

BACA JUGA:Deretan Pelatih Lokal yang Berpotensi Gantikan Posisi Shin Tae-yong, Nomor 2 Paling Muda

Pada jaman penjajahan, seluruh rakyat melawan dengan caranya masing-masing. Apapun dilakukan jika itu dapat membuat Belanda malu dan tak berkutik.

Di dalam cerita ini, sang ayah melawan dengan menjadi timnas Indonesia. Mengalahkan Belanda meski harus menerima resiko tinggi.

Kehidupan pada jaman penjajahan Belanda adalah kehidupan yang amat mengerikan. Rakyat dipaksa menuruti apa kata Belanda. Yang tidak mau menurut maka siap-siap cacat total. 

Kategori :